FATHAN DAN PESANTREN AL BAROKAH - PROLOG
Hai, ini Fathan. Seorang anak yatim yang bersekolah di SMP negeri biasa. Ya, itu dulu. Sebelum Fathan dikeluarkan dari sekolahnya. Kok bisa?
Jadi, Fathan ini termasuk salah satu siswa yang nakal. Waktu SMP dulu, Fathan sering dipanggil guru BK. Kalau bukan karena mem-bully temannya, ataupun merusak fasilitas sekolah, pasti menge-prank guru. Ya, Fathan itu memang orangnya iseng. Tapi, baru-baru ini dia ikut tawuran bareng teman satu gengnya. Sialnya, mereka tertangkap oleh polisi. Alhasil, mereka dibawa ke kantor polisi dan dilaporkan kepada pihak sekolah. Pada akhirnya, mereka semua ditindak tegas oleh sekolah. Alias? Dikeluarkan dari sekolah.
Pada hari itu, Fathan tak berani pulang ke rumah. Ia yakin ibunya pasti sudah berubah menjadi monster. Ia pun kabur bersembunyi di tempat nongkrong gengnya. Di sana, ternyata ada salah satu temannya juga, sembunyi juga rupanya. Namun, sepandai-pandainya tupai melompat, pasti akan jatuh pula. Fathan yang sedang bersembunyi malah ketiduran. Ibu Fathan berhasil menemukannya dan langsung menggendongnya ke rumah.
Sore itu, Fathan terbangun dari tidurnya. Hal pertama yang ia lihat, muka ibunya yang super menyeramkan.
"Fathan! Jelaskan ke ibu mengapa kamu dikeluarkan dari sekolah!" suara omelan ibu saat itu bisa terdengar sampai seluruh dunia, deh!
Fathan hanya bisa terdiam. Ia ingin berbohong kepada ibunya, namun percuma. Ibunya pasti sudah mengetahui hal yang sebenarnya.
"Kemarin kamu bilang ke ibu mau ngaji. Nyatanya, kamu malah tawuran! Kok kamu tega berbohong kepada ibumu, nak?" Beliau mulai meneteskan air matanya. Amarahnya berubah menjadi rasa kecewa dan sedih. Fathan betul-betul tak tahu harus berbuat apa.
Singkat cerita, Fathan akhirnya dimasukkan ibunya ke pesantren Al-Barkah. Memang sudah menjadi kebiasaan, anak-anak yang nakal pasti dimasukkan ke pesantren. Betul tidak?
Sekarang, mereka berdua sudah sampai di pesantren yang dimaksud. Pesantren ini memang bagus, seluruh santrinya diajarkan dengan baik dan benar. Santri diberi makanan yang enak-enak dan bervariasi menunya. Kamarnya bagus, ber-AC pula. Guru-gurunya tentunya baik, seru, dan ramah. Begitu kata salah satu tetangganya.
Langsung saja mereka masuk. Ibu mendaftarkan Fathan ke petugas administrasinya. Fathan disuruh masuk dan mengerjakan tes tulis. Fathan pun lulus dan diterima di pesantren itu.
Petugas administrasi tersebut menyiapkan kamar untuk Fathan. Sambil menunggu, Fathan berkeliling untuk melihat-lihat sekeliling pesantren. Ia baru sadar, ternyata nama pesantrennya "Al-Barokah" bukannya "Al-Barkah" seperti kata tetangganya. Ia pun segera melaporkannya ke ibu. Ibu langsung memanggil petugas tersebut.
"Mas, maaf. Sepertinya saya salah pesantren. Saya pengennya daftarin anak saya di pesantren Al-Barkah, ternyata ini Al-Barokah." jawab ibu kepada petugas.
"Ibu, tahu enggak? Pesantren ini lebih baik dari Al-Barkah, lho! Fasilitasnya lebih lengkap. Tiap kamar ada wifi gratis, kamar dan kelasnya ber-AC. Terus siswa boleh main HP setiap hari sabtu dan minggu. Bagaimana, Ibu? Tertarik tidak?" Itulah promosi petugas tersebut kepada ibu.
"Okelah mas. Fathan, kamu di sini aja ya." tanya ibu.
"Ya... yaudah deh, Bu. Gapapa." jawab Fathan.
"Fathan, kamar kamu sudah siap. Ayo, ikut bapak menuju ke kamar kamu!"
Fathan lalu mengikuti dia. Saat masuk ke kamarnya, benar yang dikatakan petugas. Kamarnya nyaman, ber-AC, bahkan ada wifi!
"Wah, kamarnya keren." Fathan kagum dengan kamarnya.
"Benar, kan? Kata saya?"
"Iya, Pak. Tapi, teman-temanku yang lain ke mana, ya?" tanya Fathan.
"Ooh, teman-temanmu masih di luar. Kamu tidur aja ya, besok kita baru mulai belajar."
"Siap, pak."
Ia pun melihat jam, sudah pukul 6 malam. Ia harusnya salat magrib sekarang. Namun, karena sudah capek, ia pun langsung tertidur.
Fathan pun terbangun juga. Suara yang ia dengar pertama kali adalah, teriakan salah satu santri.
"Fathan, buruan bangun! Sekarang udah jam 4 pagi!"
Fathan pun mengangkat badannya dan turun dari kasurnya. Ia sadar, ini bukan kamarnya yang kemarin!
"Kamu... siapa?" tanya Fathan.
"Oh, kenalin. Aku Furqon, teman sekamarmu."
"Furqon, sekarang kan baru jam 4...."
"Kamu tahu enggak, kita sudah harus berkumpul di masjid jam setengah 5!"
"Oh, oke. Aku wudhu dulu ya."
"Kita harus sudah siap pakai seragam saat di masjid! Ayo, siap-siap, Than. Buruan! Gausah mandi juga gapapa, hehehe."
"Lho, emang kenapa sih, Qon? Lagian, kayaknya semalam aku enggak tidur di sini, deh."
"Iya, kamu semalam digendong guru ke kamar ini."
"Hah? Kamar ini juga pengap, kasurnya robek-robek... katanya ber-AC kan, kamarnya? Kemarin kata petugasnya begitu...."
"Yah, mau aja dibohongin sama petugas. Ini tuh bukan pesantren pada umumnya. Ini tempat pelatihan militer!"
"Hah... pelatihan militer?"
BERSAMBUNG ....
Ke Episode 1.
Jadi, pesantren Al-Barokah itu pelatihan militer?
Komentar
Posting Komentar