AIR BERKHASIAT
"Bapak beri kalian PR. Kerjakan LKS bagian Uji Kompetensi halaman 62-64."
"PR mulu, pak. Yah..." ujar Niko dalam hati.
Bel pulang pun berbunyi, sekelas pun berdoa sebelum pulang. Sesaat setelah Niko melangkah keluar kelas, Niko langsung ditarik oleh beberapa siswa kelas 9.
"Niko... Kayak biasa ya." begitu yang dikatakan siswa-siswa tersebut.
"Apa sih bang, Niko lagi enggak ada duit, tau!"
"Jangan bohong, lo! Gua cari, ya," lalu mereka langsung merogoh saku baju Niko, "nih, ada uang ijo! Sini!"
"Yah, jangan bang!"
"Ups. Telat, udah masuk kantong gua! Bye."
Terpaksa Niko harus pulang jalan kaki, untuk kesekian kalinya, karena uang sakunya dipalak oleh sekelompok siswa tersebut. Sambil jalan, Niko terus saja mengeluh.
"Kenapa sih, tiap hari aku kena sial mulu. Coba aja ya kalau ada ramuan buat ngilangin kesialanku."
Sesampainya di rumah, ibunya sudah menunggu di depan rumah.
"Eh, Niko udah pulang. Sebelum masuk, ibu minta tolong dong. Beliin terong, kangkung, sama jagung ya! Ibu mau masak soalnya."
"Yah, Niko capek, bu. Lagian kan toko sayur jauh dari sini."
"Yah, sebentar doang kok. Nanti ibu bikinin es teh deh."
"Iya deh bu."
Udah kecapekan karena pulang sekolah jalan kaki, sekarang malah disuruh ibu beli sayur. Tentu saja Niko kesal dan makin kecapekan.
"Sumpah ya, sial bener sih hari ini! Abis ini aku mau langsung tidur aja, ah!"
Sesampainya di toko sayur, Niko langsung mencari sayur yang disuruh ibu beli. Tak sengaja, Niko menemukan suatu minuman aneh yang bertuliskan: "Air Berkhasiat". Niko penasaran, lalu membaca deskripsi produknya.
"Air berkhasiat. Air ini dapat diminum kapanpun anda mau. Manfaat air berkhasiat, air ini dapat menghilangkan kesialan yang terjadi di hidup anda. Cukup meminum seteguk, kesialan dalam sehari akan hilang. Efek samping..."
"Eh, adek lagi ngapain?"
"Eh, enggak mas. Liatin ini doang."
"Oh, ini air berkhasiat. Adek mau beli ini?"
"Hmmm," Niko berpikir. Memang sih, hari ini ia sial terus. Tapi, apakah ia memang membutuhkan air itu? Sepertinya belum waktunya.
"Eh, enggak mas. Aku cuma penasaran. Hehe."
Kemudian Niko langsung menuju kasir, dan membayar barang belanjaannya. Toh, uangnya juga pas-pasan, enggak cukup kalau dibuat beli air itu.
Tiba-tiba, turun hujan. Perlahan, hujan menjadi deras. Niko terjebak di toko itu.
"Haduh, kenapa sih harus hujan. Aku kan enggak sabar minum es teh di rumah."
Niko semakin tergoda dengan air berkhasiat itu, namun uangnya tak cukup. Tiga puluh menit kemudian, hujan tak kunjung reda. Sekarang, malah muncul petir.
"Ah, elah!"
Satu jam kemudian, hujan baru mulai mereda. Tanpa basa-basi, Niko langsung buru-buru pulang ke rumah, walaupun masih gerimis. Ia tak sabar meminum es teh yang dibuat ibunya. Sesampainya di rumah, Niko buru-buru menuju meja makan.
"Bu, kok kosong sih? Katanya ibu mau bikinin es teh buat Niko."
"Eh, Niko udah nyampe rumah. Iya, tadi kan ibu mau buat es teh, tapi es nya habis. Ibu mau beli ke warung, eh malah hujan. Yaudah deh ibu tunggu dulu sampai reda. Maafin ibu ya."
Niko yang sudah tak tahan langsung pergi ke kamar sambil berteriak, "KENAPA SIH, HIDUPKU SIAL SEKALI?!" Ibu pun kaget.
Setelah itu, Niko mengunci pintu kamarnya, lalu menyelimuti dirinya dengan selimut sambil menangis. Tahu-tahu, Niko sudah ketiduran. Saat Niko bangun, ternyata...
"HAH? Udah jam setengah 7?!"
Niko bergegas memakai seragam, menyiapkan tas, lalu berlari menuju sekolah, "Aduh, pasti telat ini!" Benar saja, Niko terlambat ke sekolah. Sebagai hukumannya, Niko harus berdiri di tengah lapangan sambil hormat ke bendera sampai bel istirahat berbunyi.
Karena Niko belum sarapan, tentu saja Niko merasa lemas. Baru 30 menit berdiri, Niko langsung pingsan. Ia segera dibawa ke UKS. Ternyata, ruangan UKS sudah penuh. Ia terpaksa ditaruh di lantai yang hanya beralaskan tikar dan diberi makan seadanya. Sungguh sial hidup Niko, ya.
Singkat cerita, Niko pun sampai ke rumah. Tentu saja uangnya dipalak dan dengan jalan kaki. Ibunya sudah menyiapkan es teh yang kemarin belum terpenuhi, namun Niko tak tertarik dengan itu. Niko langsung saja masuk ke kamar dan berbaring di kasur.
"Aku harus beli air berkhasiat itu!" pikir Niko, "tapi, pakai uang siapa ya? Uangku kan pasti dipalak sama mereka. Gimana kalau..."
Besok paginya, Niko bangun lebih pagi, lebih tepatnya saat jam 4 pagi, saat ibunya masih tertidur. Diam-diam, Niko masuk ke kamar ibu. Niko mencari dompet ibunya, "Nah, ini nih dompetnya. Kemarin, harga airnya berapa ya? Aku ambil aja, ah, 100 ribu." Setelah mengambil uang ibu, Niko kembali ke kamarnya dan bersiap untuk mandi.
"Ibu, Niko berangkat dulu, ya."
"Wah, tumben Niko berangkat lebih cepat."
"Iya, Niko enggak mau telat lagi kayak kemaren."
"Yaudah, hati-hati di jalan ya!"
"Iya, bu."
Selanjutnya, Niko pergi menuju toko sayur. Niko mencari air berkhasiat itu.
"Untung masih ada."
Niko segera menuju ke kasir.
"Mas, saya beli ini."
"Air berkhasiat? Adek mau beli?"
"Iya lah, mas. Nih uangnya."
"Sip. By the way, jangan lupa baca deskripsi produknya, ya."
"Siap, mas."
Di perjalanan, Niko menuangkan air berkhasiat tersebut ke botol minumnya, lalu botolnya dibuang. Niko langsung meminum air berkhasiat tersebut, satu teguk.
Sesampainya di sekolah, Niko masuk ke kelas. Ternyata, kelasnya sudah bersih.
"Eh, hari ini aku piket ya? Sorry ya aku telat."
"Santuy, udah aku kerjain, kok." ujar salah satu temannya.
"Wah, makasih ya!"
Itulah keberuntungan pertama Niko hari ini. Yang keduanya akan terjadi saat bel masuk. Beberapa menit kemudian, guru piket masuk.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
"Bapak mau mengabarkan bahwa guru matematika kalian, pak Yono, sedang sakit. Tugasnya, kerjakan LKS halaman 62-64 yang uji kompetensi."
"Hah? Guru MTK enggak masuk? Keajaiban apa ini?" celetuk teman Niko.
"Iya, ya. Hoki banget kelas kita! Hari ini matematika kan 3 jam pelajaran, terus tugasnya kan udah pernah kita kerjain, kan, kemarin?" ujar Niko.
"Lah, iya ya. Berarti, hari ini kita bebas!"
Selama 3 jam pelajaran (setara dengan 2 jam dunia nyata), mereka bersenang-senang. Ada yang berpura-pura menjadi guru mengajar, ada yang main handphone, ada yang kabur ke kantin, ada juga tidur. Niko? Melakukan semuanya.
Kehokian Niko masih berlanjut. Saat istirahat, entah mengapa kelas lain semuanya belum keluar. Niko pun bisa ke kantin duluan dan mendapatkan makanan kesukaannya sebelum kehabisan, takoyaki!
Tiga jam pelajaran selanjutnya, jamkos lagi! Pelajaran IPA! Benar-benar hoki sih, si Niko.
Habis itu istirahat kedua, sholat zuhur. Enggak ada yang spesial sih, hanya saja saat Niko masuk ke masjid dan mengambil wudhu, masih sepi, jadi enggak ngantri deh.
Dua jam pelajaran terakhir adalah pelajaran PAI. Guru PAI-nya masuk. Guru PAI adalah favorit siswa kelasnya Niko, termasuk Niko sendiri, karena beliau ini orangnya asyik, suka ngelawak, pelajarannya pun gampang masuk ke otak! Begitu tahu guru PAI masuk, tentu saja semua senang!
Niko sangat senang dengan hari ini, karena kali ini ia sangat beruntung! Semua berkat air berkhasiat itu. Oiya, kali ini Niko enggak dipalak lagi sama geng siswa kelas 9 yang biasa memalak dia. Dan kali ini, akhirnya Niko bisa pulang dengan naik angkot, jadi tak perlu capek-capek jalan lagi!
Sampai di rumah pun, Niko langsung disambut dengan es buah buatan ibu!
"Wah, makasih, bu! Seger banget nih es buahnya, bu!"
Setelah minum es buah, Niko langsung mandi, lalu berbaring di kasur sambil menonton televisi.
"Apa besok aku minum air itu lebih banyak lagi ya? Biar aku tambah hoki."
Besoknya, beneran dilakukan, dong. Kalau kemarin Niko hanya meminum satu teguk, sekarang Niko akan meminum lima teguk.
Efeknya? Sekolah full jamkos, istirahat diperpanjang, makanan kantin gratis, bahkan saat Niko keluar dari sekolah, tiba-tiba ia malah menang uang kaget. Kurang hoki apa coba, Niko? Saat sampai rumah pun, ibunya sudah memasak makanan yang sangat mewah buat Niko.
Esoknya, Niko berencana untuk menghabiskan air berkhasiat itu, sekaligus. Saat Niko sudah menghabiskan air itu, tiba-tiba terjadi hujan deras, saat itu juga. Niko panik, lalu bergegas mencari warung terdekat untuk berteduh.
"Aduh, warungnya pada kemana, sih?"
Niko lupa. Jalan yang ia lalui memang tak ada warung sama sekali. Mau enggak mau, ia harus menerjang hujan itu. Tiba-tiba, ada mobil lewat. Niko terkena cipratan airnya sampai bajunya semakin basah kuyup. "Kok aku jadi sial lagi, sih? Sebel deh!" gerutu Niko.
Baru saja ia menginjakkan kakinya di gerbang sekolah, ia keburu pingsan. Ia segera dibawa ke UKS, namun ternyata UKS-nya penuh sekali. Bingung mau ditaruh dimana, akhirnya Niko ingin dipulangkan ke rumah, namun di luar banjir. Niko terpaksa ditaruh di kelasnya. Saat Niko sudah sadar, ia merasa tak enak badan. Niko sangat menggigil. Teh hangat pun tak mempan. Untung UKS sudah mulai kosong, Niko dapat ditaruh disitu.
Tiba-tiba, kepala Niko terasa pusing yang sangat menyakitkan. Udah gitu, entah mengapa maag Niko malah kambuh. Rasanya ia mau mati saja. Apa ini karena air berkhasiat itu? Niko segera dibawa ke rumah sakit.
Niko harus dirawat.
Saat dirawat, Niko ingin mencari tahu tentang air berkhasiat itu di internet. Saat dicari, ketemulah air berkhasiat yang sama dengan yang dijual di toko sayur. Deskripsi produk lengkapnya seperti berikut.
DESKRIPSI PRODUK
Air berkhasiat. Air ini dapat diminum kapanpun anda mau. Manfaat air berkhasiat, air ini dapat menghilangkan kesialan yang terjadi di hidup anda. Cukup meminum seteguk, kesialan dalam sehari akan hilang
EFEK SAMPING
Terlalu banyak mengonsumsi air berkhasiat dalam sehari akan menimbulkan kesialan yang sangat besar. Kesialan akan bertahan sampai kapanpun anda hidup.
Niko kaget. Niko menyesal karena terlalu berlebihan meminum air berkhasiat itu. Namun, penyesalan selalu datang belakangan. Sekarang Niko harus merasakan pahitnya kehidupan, di rumah sakit, dan mungkin selamanya.
Bagaimana cara menyembuhkan efek sampingnya?
Komentar
Posting Komentar